Saat tangan kanan saya memberi, katanya jangan sampai tangan kiri saya tahu. Saya memahaminya itu untuk kerendahan hati, jangan suka pamer apa yang sudah saya perbuat. Kalau tangan kiri saya sendiri saja tidak boleh tahu, apalagi tetangga saya atau orang lain di luar sana. Itu pemahaman saya. Tapi, tangan kiri saya memang tidak setrampil tangan kanan saya. Tangan kiri saya katanya juga tidak sesopan tangan kanan saya. Ini yang membuat saya memahami hal lainnya.
Saat dalam pelayanan bersama ini, apa benar memang apa yang sudah saya kerjakan, lebih baik tidak usah saya ungkapkan, agar orang lain tidak tahu. Kalau itu saya lakukan, tidak memberitahukan apa karya saya itu, apakah itu merugikan saya? Merugikan, kalau saya orang yang lagi pingin panjat sosial. Bagi yang pingin eksis ya merugikan, koq tidak dimanfaatkan untuk pencitraan. Menguntungkan! Karena tidak ada orang yang tahu, jadi kalau itu berstandard rendah, jelek atau salah, itu tidak akan membuat saya terpojok. Menguntungkan juga karena itu juga akan membuat saya terkenal minimal sebagai orang yang rendah hati.
Di rumah, saya bertanggungjawab di laundry department. Saya harus mencuci hingga menyetrika baju yang ada. Awalnya sekedar pembagian tugas saja, tapi apakah ada yang tahu bahwa itu membuat saya harus bangun lebih pagi untuk sekedar memastikan bahwa baju seragam istri saya sudah siap di hari itu? Saat ada tugas dengan penerbangan jam lima pagi, saya harus berangkat jam tiga pagi dari rumah, tetapi karena harus setrika, jam berapa saya harus sudah bangun? Perlukah seisi rumah mengetahui betapa pengorbanan saya? Tidak satu kalipun saya pernah ingin menyatakan ini ke seisi rumah. Dengan senang saya melakukannya. Saya bangga baju kita serumah selalu tersedia dengan baik. Mereka senang saya juga senang. Tapi mereka harus tahu bahwa ini tugas saya, bukan agar saya dihormati, tetapi agar apa yang saya kerjakan ini memang bisa memuaskan kebutuhan mereka. Kalau ada baju yang kusut atau gosong kena strikaan, mereka juga tahu siapa yang harus bertanggungjawab. Saat mereka tahu bahwa saya bisa bertanggungjawab dengan baik, harapan saya adalah bahwa mereka juga pasti akan bertanggungjawab di bidangnya masing-masing. Istri saya bertanggungjawab di seksi konsumsi. Kami sekeluarga tidak pernah kelaparan dan selalu ada bekal untuk makan siang kami di kantor atau di kampus. Bukan dengan masakan ala kadarnya, masakannya enak. Anak-anakpun bertanggung jawab belajar dan tugas lainnya. Saya harus bisa diketahui dan dituntut handal, karena saya butuh orang lain yang bisa diandalkan juga.
Tangan kiri saya jangan sampai tahu apa yang tangan kanan saya lakukan! Itu berarti rahasia agar selalu rendah hati. Tapi bagi saya itu juga berarti lain, bermakna kehandalan. Tangan kanan saya yang lebih trampil, harus menjadi handal dan dapat dipercaya sehingga semua tanggungjawabnya beres. Hingga tidak ada masalah lagi dan tangan kiri ini tidak perlu tahu bahwa itu sebenarnya masalah yang harus ia kerjakan kalau tangan kanan ini tidak beres menyelesaikannya. Tangan kanan ini harus handal sehingga tidak merepotkan tangan kiri, karena tangan kiri sudah punya tugas yang lain.
Di sepanjang pelayanan bersama ini, saya takut untuk bilang, ”Anda tidak tahu apa yang sudah saya lakukan dan lebih baik tidak perlu juga saya sampaikan.” Saya takut kalau saya bilang seperti itu, sebenarnya saya sok rendah hati dan tidak berani orang lain tahu sehingga semua orang bisa menilai kualitas apa yang sudah saya kerjakan. Bukan kesombongan yang hendak dicapai, tetapi tuntutan bahwa apapun yang saya lakukan itu harus berkualitas. Hanya orang lain yang mampu menilai kualitas saya dan melalui orang lain itulah standard kualitas saya makin terasah. Saat ada orang lain yang mampu menuntut kehandalan saya, semoga orang itupun mau terbuka untuk diajak menjadi handal juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar