Tahun ini ada lagi Natal, ada lagi kemeriahan dekorasi dan kemeriahan lagu-lagu Natal lagi. Semua akan berulang dan bisa jadi makin meriah. Natal katanya merayakan kelahiran Yesus, tapi apa ada yang pernah melihat Yesusnya? Jelas Yesus gak muncul, karena ini peringatan hari lahirnya dan Yesusnya khan sudah di surga. Benarkan kalau ada yang risih dengan perayaan Natal, itu karena Natal ini dilarang karena Yesus banget? Jadi saat ada yang melarang memakai topi merah sinterklas di mall, itu berarti melarang menampilkan Yesus? Dengan raibnya aksesories topi merah dan lonceng ataupun kereta salju berarti Yesus raib juga di Natal ini? Nah, ada yang pernah lihat Yesus?
Bila memang Natal kali ini untuk memperingati kelahiran Yesus, maka siapa Yesus itulah yang perlu digaungkan. Saat orang dibombardir dengan pernak pernik Natal, saat itu orang harus bisa berpikir tentang Yesus. Saat Natal bukan saat baju baru atau saat diskon belanja. Saat Natal harusnya saat orang merayakan Yesus yang mereka kenal dalam kenangan mereka. Yesus harus menjadi rujukan massal siapa saja yang mendengar atau mencium aroma natal. Nah, ada yang pernah lihat Yesus?
Natal itu cuma sekali setahun. Sekali setahun yang super meriah dan mendunia. Kita bersyukur bahwa Natal itu di akhir tahun. Di akhir tahun orang merayakan kenangan akan hadirnya Yesus. Berarti bila sepanjang mulai awal tahun dan sepanjang tahun berjalan hingga menjelang berakhirnya tahun itu, orang melihat hadir dan kiprah Yesus maka wajar dan pasti Natal di akhir tahun itu meriah. Natal ini pasti meriah bila Yesus itu hadir dan berkarya di dalam lingkungan masyarakat kita. Masyarakat perlu bersorak, bergembira, berpesta di Natal, karena sukacita yang terakumulasi sejak awal tahun. Bersukacita serta bergembira karena merasakan karya Yesus sejak awal tahun. Wajar bila kita berpesta dan bersorak sukacita di akhir tahun. Tapi apa karya Yesus ada di hari-hari dan tahap-tahap kehidupan ini, sehingga saat tahun ini menjelang berakhir ada sukacita untuk merayakan kebersamaan itu? Siapa dan apa karya Yesus yang mau atau perlu kita rayakan di Natal ini? Ada yang pernah lihat Yesus?
Kehadiran dan karya Yesus sejak awal tahun atau di sepanjang kehidupan ini yang akan membawa banyak orang dan masyarakat ini otomatis berpesta di Natal. Itu karena mereka tahu dan merasakan siapa Yesus itu. Tapi apa ada yang pernah melihat Yesus? Bisa jadi masyarakat itu berpikir bahwa Yesus itu cuma ada di gereja. Bisa Juga masyarakat berpikir bahwa yesus itu sudah tidak ada lagi di dunia ini. Jadi buat apa merayakan Natal? Yesus itu cuma milik dan simbol orang Kristen, sehingga sukacita Natal itu cuma pantas untuk orang Kristen dan harus dikurung di gereja. Yesus harus dihadirkan di masyarakat ini. Mari kita visualisasikan Yesus melalui karya kita.
Saat banyak orang menanyakan di mana Yesus bisa dilihat. Kita berani menjawab: disini! Dihidup kita ada tampilan Yesus. Kita yakini kita adalah duta Kristus, duta Yesus di dunia ini. Kita yang harus mempersaksikan segala sifat Yesus di dunia ini. Berani apa tidak ya? Tapi mau tidak mau itu sudah panggilan kita.
Kalau saja hari ini kita mau menampilkan Yesus di hidup kita, tampilan Yesus apa yang bisa orang lain lihat? Yesus yang lebih dari super hero, yang selalu menang? Kita butuhkah gambaran Yesus yang perkasa karena sebagai minoritas kita selalu kalah dan minta mengalah? Akankah Yesus yang luar biasa hebat itu akan membuat kita jadi hebat juga. Ataukah gambaran Yesus yang bersahaja, Yesus yang hadir untuk melayani bukan dilayani. Yesus yang menyeka kaki para murid, Yesus yang dihukum tanpa melawan? Lakukah bila gambaran Yesus yang melayani ini kita hadirkan? Yesus yang manakah yang hendak dilihat di hidup kita?
Dalam segala bentuk kemegahan Natal yang ada, dalam segala bentuk kemeriahan Natal yang terbangun, Natal yang pertama itu cuma Natal di padang, Natal di kandang, dan Natal bersama para gembala. Natal yang sederhana dan menyapa yang sepi. Sanggupkah wajah Yesus dihadirkan kembali dengan sederhana dan biasa, agar mereka yang tidak dapat mendekat ke kemeriahan itu, bisa tersapa oleh Yesus yang akan di rayakan di Natal kita.
Saat Bom 13 Mei di GKI Diponegoro, di hari itu thema kotbah yang disiapkan dan sempat dikotbahkan di ibadah pertama sebelum ledakan bom itu adalah “Allah Berhati Ibu”. Allah yang Maha Besar itu juga Allah yang Berhati Ibu yang mau menderita saat melahirkan, merawat, membesarkan dan hadir berkehidupan bersama semua anak dan keluarganya. Saat gereja sempat ingin mewartakan bahwa Yesus itu berhati ibu, kenyataan lain terjadi. Seorang ibu mengorbankan dua putrinya untuk merenggut hidup orang lain. Saat Yesus ingin hadir menjadi Ibu yang merawat kehidupan, dunia bisa menghadirkan Ibu dengan wajah yang lain yang antagonis denganNYA. Sehingga kita terpanggil untuk menvisualisasikan Yesus sebagai alternatif menyejukkan bagi dunia. Dunia bisa bertanya siapa yang pernah lihat Yesus. Tapi kita sebagai bagian dari Gereja dan Tubuh Kristus siap berkarya bahwa ini ada secercah Yesus di hidup kita.
Masyarakat kita butuh melihat Yesus di keseharian kita, agar merekapun bisa mengerti mengapa Natal itu meriah. Itu pasti karena kasih dan karya Yesus yang sudah meriah di hidup para dutaNya, yang pernah mereka rasakan juga kehadirannya di bumi Indonesia ini. Masih ada yang belum melihat Yesus?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar