Saya baru mengenal komputer tahun 1987, saat pertama kali kuliah di ITS. Kiranya cerita ini bisa menginspirasi banyak teman.
Saya dari sekolah negeri di Bondowoso, itupun masih 3 km di luar kota ke arah Situbondo. SMPP, Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan, sebuah sekolah percobaan. Pemerintah dulu punya rencana untuk membuat SD 8 tahun dan kemudian SMPP 4 tahun. Dari sana saya masuk ITS, saya kagum dengan kampus itu, karena gedenya koq rasanya lebih gede dari kota Bondowoso. Rasanya semua ada disana, dan rasanya rugi kalau tidak memanfaatkan fasilitas yang ada. Termasuk fasilitas di Pusat Komputasi ITS. Mahasiswa boleh pakai komputer dengan tarif 400 rupiah per jam.
Ketika masuk ITS saya belum pernah lihat dan pegang komputer. Barang yang terlalu canggih untuk ditemukan di Bondowoso. Karena itu saya pingin bisa belajar memakainya. Saya cari buku komputer. Saya pikir belajar komputer itu mulai dari BASIC, saya baca buku itu. Tapi ternyata saya salah, saya baru tahu kalau pertama-tama harus belajar DOS. Saya belajar juga DOS, baca buku sampai lumayan ngerti. Tapi ya... cuma diangan-angan saja, karena saya juga belum pernah praktek. Saya beranikan diri untuk beli jam di PUSKOM ITS. Saya PD aja, untuk mulai praktek semua yang sudah saya baca.
Setelah antri dengan berdesak-desakan, saya akhirnya bisa duduk di depan komputer untuk pertama kalinya seumur hidup. Saya bawa buku untuk belajar, bawa disket DOS juga. Waktu itu disketnya 5,5 inci, gede tapi tipis. Disketnya saya masukkan, saya turunkan kunci disk drive-nya. Saya tunggu lama, kog tidak ada reaksi apa-apa. Saya memang tahu komputernya ini pasti belum nyala. Tapi masalah terbesar yaitu, di buku-buku itu tidak ada petunjuk cara menyalakan komputer. Semua yang bisa saya pencet, sudah saya pencet, tapi komputernya belum nyala juga. Mau tanya ke orang lain koq rasanya malu. Saya menunduk terus, pura-pura baca buku, sambil lirik kanan lirik kiri, siapa tahu ada yang baru datang juga. Akhirnya datang juga pengunjung baru, saya lihat terus apa yang dia lakukan. Ternyata dia menjulurkan tangan kanannya ke belakang komputer. Saya coba juga meraba-raba sisi kanan belakang komputer itu. Ooooo, ternyata disisi kanan belakang komputer itu ada tombol power yang harus dinaikkan. Ya..... ampun.... saya baru tahu. Nah, hari itu saya belajar komputer untuk pertama kalinya dengan materi utama Cara Menyalakan Komputer.
Hari-hari berikutnya saya rajin belajar komputer. Antri berdesak-desakan. Selalu saja ada kejadian menarik waktu antri itu. Setiap kali antri kita harus menyerahkan kartu tanda pembelian jam kita dan menandatangani daftar hadir. Setiap selesai tanda tangan selalu ada yang saya rasa aneh. Pasti orang di kanan kiri saya menoleh ke saya. Sekedar melihat saya, tidak ada kata-kata yang terlontar. Tapi mungkin saya bisa menebak yang terbersit dibenak mereka, "Tanda tangane koyok tulisan arab, tapi wong e koq cino..."
Beberapa bulan kemudian, Paulus memberi saya alamat temannya yang punya toko komputer, Dian Computer di Kedungdoro. Saya ke sana dan diterima sebagai Trainer Freelance. Waktu itu komputer masih XT kemudian AT, banyak orang yang belum bisa komputer, jadi kalau beli komputer akan dapat bonus training 5 Jam. Tugas saya adalah memberi kursus singkat itu, 5 jam per customer. Saya dibayar Rp. 5.000,oo per jam. Materinya terserah customernya. Biasanya DOS, Wordstar, Lotus 123, Dbase... atau apa saja sak mintanya dia. Saya tidak perlu datang ke kantor, cukup telpon alamat yang harus saya datangi dan buat janjian sendiri. Datang ke kantor hanya untuk ambil honor saja.
Sampai suatu saat saya dapat tugas training untuk satu perusahaan di sekitar Kapasan. Bos muda yang punya pabrik rotan besar. Saya datang dan mengajar disana. Saat itu dia mengeluh kalau tidak mengerti sama sekali tentang komputer. Lalu saya menjawab, "Tidak apa-apa, komputer itu gampang koq, saya aja tidak sekolah komputer, tapi bisa komputer." Saya merasa ingin membesarkan hatinya dengan omongan itu. Tapi besoknya saya dipanggil ke kantor dan ditegur sama bos saya. "Daniel, kamu jangan bicara begitu, orangnya marah, karena dianggap kita kirim orang yang tidak qualified." Saya sedih sekali, maksud saya ternyata ditanggapi lain. Saya walaupun belajar sendiri tapi khan saya bisa dengan tidak kalah dari yang sekolah/kursus. Masak semua harus sekolah formal dan ada ijasahnya? Tapi ini pelajaran berharga buat saya.
Soal Blog, saya memang pingin bisa buat website, terutama untuk promosi pekerjaan saya. Saya tetap yakin kita di Indonesia bisa menandingi kualitas bengkel di luar negeri. Kalau orang Jerman bisa buat part yang sangat presisi, saya yakin bukan orang Jermannya yang pinter, tapi alat dan program mereka yang canggih. Jadi kalau kita bisa pakai mesin yang sama canggihnya, pasti kita bisa menang sama mereka. Mereka masih harus beli software-nya, lha semua software ada bajakannya disini. Paling tidak ini "keuntungan" dari harapan saya. Tapi saya tidak punya kekuatan memaksakan alokasi waktu untuk belajar itu. Sampai Tri bilang soal blog. Saya masih juga ogah-ogahan. Sampai bulan lalu, di Kompas ada artikel soal Facebook, website untuk pertemanan. Saya coba masuk website itu dan saya search nama teman saya, Andrew Elnatan. Iseng saja. Wah..... Ketemu, ada nama itu di LA, USA. Saya lihat fotonya koq beda.... tapi saya yakin di dunia ini masak ada orang lain dengan nama itu. Dia ini teman sebangku saya sampai kelas 4 SD di YPPI sulung. Kelas 4 itu kita berpisah. Dia pindah Ke Australia, saya pindah ke Bondowoso. Hampir 30 tahun kita tidak pernah bertemu. Dan Internet mempertemukan kita lagi. Ini mujizat.
Kekaguman saya akan internet mendesak saya untuk bisa belajar buat blog itu. Saya benar-benar tidak tahu harus mulai dari mana. Saya coba-coba saja. Tanya ke Tri bisa menjadi jalan masuk, tapi saya orang yang sulit diajari. Saya sulit kalau mendengarkan penjelasan orang lain, saya lebih mudah belajar sendiri dari buku atau artikelnya. Tri memang banyak membantu, paling tidak akhirnya saya tahu tempat dimana dia "kulakan" ilmunya. Saya ke situs itu dan belajar sendiri. Akhirnya jadi juga. Bagi yang mau belajar masuk saja ke: ilmukomputer.com, disana banyak orang yang mau berbagi ilmu.
Saya yakin, tiap orang juga pasti bisa, asal mau meluangkan waktu untuk belajar. Internet ini memang luar biasa. Hal-hal yang mustahil di masa lalu kini semuanya jadi bisa.
Salam,
Daniel T. Hage
(kelanjutannya.....)