27 Desember 2021

Benalu

Menjelang akhir tahun, selalu ada keinginan untuk melihat ke belakang tentang apa yang sudah terjalani di tahun ini. Saat itu terlintas, terlihat pohon jambu di rumah. Teringat juga rumah masa kecil saya yang banyak pohon-pohonnya. Yang terbanyak dan besar-besar adalah pohon mangga. Teringat cerita papa saya. Saat saya bertanya tentang daun-daun yang nampak lain bentuk dan hijaunya di pohon-pohon itu. “Itu benalu! Itu menghisap makanan pohon itu.” Kata papa, benalu itu berasal dari tempat lain, dibawa oleh burung, bisa bijinya menempel di paruh burung atau bisa juga ada di kotoran burung yang menempel di dahan-dahan itu. Benalu itu bisa nampak begitu hijau dan rimbun, lebih segar dari daun-daun pohon itu sendiri.

 

Benalu penghisap makanan pohon itu menjadi ikon di benak saya kali ini. Saat suasana perekonomian global yang meredup karena pandemi, saat banyak orang berteriak tentang pendapatan yang berkurang. Bisa saja suplai makanan yang saya terima tidak terganggu. Kalau ekonomi meredup dan saya tetap tersuplai seperti biasanya, apa itu berarti bahwa saya sudah memakan porsi ekonomi yang lebih besar dari yang tersedia? Harusnya tidak masalah dengan memakan porsi yang lebih besar, asal ada output yang berpadanan. Pandemi ini bisa jadi alasan juga untuk menutupi bahwa selama pandemi gerakan terbatasi, termasuk gerakan untuk menghasilkan output yang berpadanan dengan apa yang sudah diterima. Pandemi ini bisa mengungkapkan bahwa saya adalah benalu?

 

Saya memang  bisa bilang bahwa penilaian output itu bukan urusan saya dan pikiran saya. Biarlah orang luar yang menentukan bahwa itu benalu atau bukan. Orang luar bisa melihat. Seperti daun-daun benalu yang nampak rimbun dan hijau yang dapat mengelabui orang bahwa pohon itu indah. Daun-daun itu indah, bahkan bisa nampak lebih segar dari daun-daun lainnya. Keindahan yang terbentuk dari penghisapan makanan yang sebenarnya untuk yang layak menerimanya. Lalu apa yang bisa menilai kebenaluan saya?

 

Alkitab pernah bilang soal Buah Roh. Ada kata buah dan itu kata kunci, karena benalu tidak berbuah seperti pohon induknya. Daun benalu bisa hijau indah, glowing. Tapi benalu di pohon mangga tidak berbuah mangga, malahan benalu  bisa membuat pohon mangga itu kering tidak berbuah. Jadi kalau saya benalu, maka saya makan dari pohon itu tapi saya tidak menghasilkan buah seperti yang diharapkan dari pohon itu. Walau saya berdaun indah, itu hanya tipuan. Bila orang tidak tahu pohon apakah itu, bisa mengetahuinya dari buahnya yang terdahulu, dan setelah kehadiran saya, apakah buah itu tetap ada makin lebat?

 

Benalu itu parasit. Bukan anggrek yang berbunga indah yang epifit. Parasit menghisap makanan dari pohon induknya sedang epifit hanya menempel tidak menghisap nutrisi sang induk. Anggrek hanya menempel, tidak menghisap sari makanan tapi berkontribusi memperindah dengan bunganya untuk pohon induknya. Saya ini parasit atau epifit?

Tidak ada komentar: