Hachiko memang sangat terkenal. Lebih mendunia dari pada Bleki, Broni ataupun Mopi. Dulu ada RinTinTin, Boomer, Lassie atau Scooby Doo. Anjing-anjing yang kesetiaannya teruji dan membanggakan. Saya pingin punya anjing sebagai sahabat dalam keseharian. Menyenangkan bila melihat ada yang bisa membawa anjingnya ikut acara jalan pagi bersama. Anjing itu memang teman setia.
Tapi beberapa kali saya ternyata gagal menjadi sahabat yang baik untuk anjing. Seorang tante meneriaki saya, "Daniel, anjing ini sebenarnya mau ngajak kamu guyon, koq malah kamu tendang!" Lha saya jijik kalau dijilat-jilati sama dianya. Belum lagi saat saya merasa terganggu saat bertamu di sofa kain yang pemiliknya banyak memelihara anjing. Di kursi itu saya temukan ada bulu anjingnya. Keadaan yang tidak mudah saya terima. Apa lagi ada seorang teman yang dalam kebanggaannya membuat saya minder berat. Dia menceritakan beberapa macam makanan kaleng dan camilan untuk anjing Herdernya. German shepherd yang makanannya jauh lebih mahal dari nasi pecel sarapan saya.
Gagal dan takut memelihara anjing sungguhan, kadang membuat saya bisa mencari jalan lain. Saya merasa bisa mencari teman yang bisa memenuhi kebutuhan saya akan kesetiaan anjing itu. Saya butuh rekan yang bisa melindungi saya dari serangan cercaan orang lain. Saya perlu rekan yang bisa menggonggong untuk saya. Rekan yang bisa membela saya dari semua kritik dan masukan negatif untuk saya. Seperti yang Bleki dan Broni bisa lakukan yaitu bisa menggigit orang lain atau musuh saya, namun pasti bersikap baik terhadap saya. Saya butuh rekan yang bisa jadi RinTinTin, yang pinter membela saya, namun juga tidak akan pernah menggigit saya. Berteman seperti ini terasa nyaman buat saya. Rekan seperti ini bisa memuaskan keinginan saya dari memelihara anjing.
Mempunyai sahabat seperti ScoobyDoo rasanya menyenangkan. Saya dan dia tidak perlu saling menggigit dan menggonggong. Saya suka bila sahabat saya mampu melindungi saya dari kritik dan kami tidak perlu saling mengkritik. Dia rasanya paham bahwa saya adalah manusia yang lemah jadi jangan berharap saya melakukan hal yang lebih baik dari saat ini. Saya hanya manusia lemah yang bukan malaikat yang baik. Jadi jangan menggonggongi berharap saya jadi lebih baik dari saat ini. Kami ternyata bisa saling menerima dan melindungi. Oh indahnya persahabatan ini.
Entah mengapa relasi Doggy Style ini sempat mengemuka di benak saya, karena kegagalan memelihara anjing yang sebenar-benarnya? Lalu manusia dan sesama saya yang akan saya doggy-kan? Tapi sungguh, saya punya kebutuhan untuk dibela dan dilindungi. Tapi apa saya harus membayar dengan menurunkan derajat sesama saya? Ah, saya tidak juga merugikan dia. Saya juga akan menempatkan dia bukan sebagai malaikat, jadi saya tidak perlu dan jangan pernah meminta dia berubah jadi lebih baik. Biarlah saya menerima dia sebagai mahluk yang lemah yang tidak perlu mampu untuk menjadi lebih baik lagi. Dan kami bisa saling melindungi. So sweet rasanya.
Tapi Alkitab pernah bilang untuk hidup kudus. Hidup kudus yang katanya berarti melakukan firman Tuhan. Saya sudah sopan, halus budi pekertinya dan murah senyum dalam pelayanan. Rasanya sudah itu permintaan Firman Tuhan itu. Berarti saya sudah melakukan firman Tuhan itu? Sampai saat saya ingat ada lagi Firman Tuhan yang meminta untuk "berubalah oleh pembaharuan budimu". Saya memang bukan malaikat yang katanya baik, tapi justru karena Tuhan menciptakan saya sebagai manusia, maka saya butuh manusia lain yang menunjukkan kelemahan saya dan dia mau berkarya dalam perbaikan budi saya. Saya butuh manusia lain yang hadir sebagai manusia mendampingi pertumbuhan kedewasaan kehidupan ini. Manusia bukan anjing…….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar