Saya sangat percaya akan pentingnya pendidikan, pentingnya sekolah demi masa depan. Saat biaya sekolah menjadi biaya yang sangat mahal, saya ada cerita tentang bagaimana saya menjalani Sekolah Murah ini. Cerita ini memang subyektif, tapi semoga bermanfaat untuk sekedar menjadi cerita bahwa ada Sekolah Murah yang saya alami ini. Sekolah Murah ini bukan sekedar murah, tetapi benar-benar bermutu dan berkualitas.
Dulu saya sekolah di SMP Katholik, bayarnya delapan ribu Rupiah sebulan. Waktu SMA di SMPPN saya bayar seribu lima ratus Rupiah sebulan, waktu itu gaji saya sebagai penagih rekening koran sepuluh ribu Rupiah sebulan. Kuliah Perkapalan bayar seratus dua puluh ribu rupiah sesemester, waktu itu gaji sales saya seratus tujuh puluh lima ribu rupiah sebulan. Itu saya, dulu.
Anak saya dua, dua-duanya sekolahnya juga murah. TK sampai SMA sebulan mungkin tiga ratus sampai lima ratus ribuan, di sekolah Kristen paling terkenal di Surabaya. Tidak bayar uang gedung dan biaya lainnya. Pastinya berapa sebulan, saya juga tidak tahu karena dipotong langsung dari gaji Istri saya yang menjadi guru di sekolah itu. Kuliah Hukumnya tiga juta setengah satu semester selama tujuh semester, tanpa uang gedung. Yang mahal saat S2, karena itu pendidikan profesi jadi tidak ada beasiswanya, sekitar lima puluh juta-an hingga lulus dalam tiga semester. Anak yang kecil kuliah di Fakultas Psikologi yang tertua di jatim, dapat diskon besar karena istri saya sudah menjadi guru lebih dari dua puluh tahun. Lanjut S2 gratis plus dapat uang saku di China di universitas yang rankingnya lebih tinggi dari tempat kuliah saya dulu.
Saat semua orang tahu bahwa biaya pendidikan itu mahal, saya selalu menyarankan bahwa ada jalan untuk bisa bersekolah dengan murah. Tapi jalan itu tidak gampang, harus disertai dengan usaha yang keras. Suatu kali seorang teman menelpon. “Koh, aku wes pensiun, tapi anak-anakku masih sekolah semua, bagaimana ya biar mereka bisa kuliah dengan baik?”
Saya ajak ketemuan di sebuah Café, saya jelaskan ke anak-anaknya bahwa mereka harus bantu orang tua dengan sekolah yang murah tapi berkualitas. Masuk universitas negeri dengan jalur tes! Beberapa lama kemudian sang Papa menelpon, suaranya terdengar bergetar terharu “Koh, anakku diterima di ITS” Saya terkejut, lebih terkejut lagi, saat tahu bahwa anak itu memilih jurusan Perkapalan.
Keponakan saya pernah dua kali gagal tes ke ITS. Saya tidak mampu kalau harus membiayai kuliah di universitas swasta yang mahal, maka dia mencari beasiswa kuliah di China. Dia lulus dari China dan kini bisa bekerja dengan sangat baik di Jakarta. Peluang beasiswa bisa menjadi alternatif sekolah murah, tapi untuk bisa mendapat beasiswa harus ada usaha dan persiapan yang tidak sedikit. Memang tidak mudah, tapi bukan tidak mungkin atau terlalu sulit. Yang penting ada kemauan.
Sebagai orang tua, saya ingin bisa membukakan banyak jendela agar anak-anak bisa melihat dunia dengan lebih luas dan jelas. Saat mereka bisa memandang dengan lebih luas, semoga semangatnya bangkit untuk meraih yang diinginkan. Saat itulah kerja keras dan semangat dibutuhkan. Sekolah murah memang ada, dan itu bukan murahan, itu harus dibayar dengan usaha dan semangat.